Tuesday, November 6, 2012

Kampung Sasirangan Banjarmasin

Jika di Solo ada Kampung Batik Laweyan dan Kauman, di Cirebon kondang dengan Kampung Batik Trusmi, maka Banjarmasin memiliki Kampung Sasirangan.

Beberapa teman site yang berasal dari Banjar awalnya tak ada satupun yang merekomendasikan tempat ini dalam list tempat yang wajib didatangi selama di Kalsel. Namun, secara saya cinta batik ya, dan Sasirangan is one of my most favorite Batik motive, cari-carilah saya info di manakah sentra pengrajin Sasirangan saat di Banjarmasin kemarin.
 
Dari panduan informasi seorang ibu penjual gantungan kunci di Banjarmasin, tibalah saya di Kampung Sasirangan. Lokasinya ada di Jalan Seberang Masjid Kelurahan Kampung Melayu, Banjarmasin. Tempatnya mudah diingat, yaitu di seberang Taman Siring Martapura. Kampung ini dibentuk oleh Dinas Pariwisata Pemkot Banjarmasin, dan kini menjadi salah satu sentra souvenir kerajinan kain dan busana Sasirangan di Kalsel.
 
Sekilas Kampung Sasirangan mirip dengan kampung Batik Laweyan atau Kauman. Di sepanjang jalan kita akan menemukan deretan toko kain. Bedanya, jika di Laweyan dan Kauman kain yang dijual adalah batik Jawa, di Kampung Sasirangan tentu saja yang dijual adalah batik Sasirangan yang merupakan kain khas Kalimantan Selatan. Sebagai kain kebanggaan Kalsel, Sasirangan juga dipakai sebagai bahan seragam anak sekolah maupun di kalangan pemerintahan, seperti halnya di daerah lain dengan ciri khas-nya masing-masing.


Salah satu ruas jalan Kampung Sasirangan


Saya pernah menuliskan tentang batik Sasirangan ini, setelah melihat koleksi kain yang dijual di Toko Sahabat di Pasar Sayur Balikpapan. Nah, saat berkunjung di Kampung Sasirangan, beragam nama toko dapat kita jumpai. Setelah berjalan-jalan dari ujung ke ujung, saya tertarik untuk berkunjung ke sebuah toko yang sepertinya menjadi binaan sebuah bank swasta nasional.

Beruntunglah saya bertemu dengan seorang Mbak di toko tersebut, sebut saja Mbak Novi, yang dengan sabar meladeni pertanyaan-pertanyaan saya. Bahkan, mungkin karena ia melihat saya begitu tertarik dengan Sasirangan, saya malah diajak untuk melihat proses pembuatan Sasirangan dari tahap awal sampai akhir. Tentu, saya mau dong J
 
Ternyata, para pengrajin Sasirangan tinggal di rumah-rumah di belakang gerai-gerai toko penjual kain Sasirangan. Menurut Mbak Novi, ada sekitar 10 pengrajin yang tinggal di Kampung Sasirangan. Mereka umumnya tidak terikat dengan satu gerai atau toko tertentu, jadi satu pengrajin bisa mensupply kain produksinya ke satu atau beberapa toko, tergantung kesepakatan.

 
Salah satu rumah pengrajin kain Sasirangan

Oleh Mbak Novi, saya diantar berkeliling untuk melihat tahap-tahap pembuatan kain Sasirangan ke beberapa rumah pengrajin yang sedang dalam proses pengerjaan kain. Tahapan pembuatan kain Sasirangan hampir sama dengan proses pembuatan batik Jawa. Beberapa bahan seperti pewarna menurut salah satu pengrajin juga berasal dari Jawa.
 
Sekilas memang batik Sasirangan ini mirip dengan batik Jumputan dari Jawa. Setelah melihat proses pembuatan batik Sasirangan, ternyata kemiripan ini berasal dari cara pembuatannya yang menggunakan teknik jelujur. Tahap-tahap pembuatan Sasirangan nanti saya share dalam posting berikutnya.  
 
Harga yang ditawarkan bervariasi, tergantung dari bahan dan ukuran kain. Misalnya untuk ukuran kain 2 meter, kita dapat menemukan kain senilai 60 ribu untuk katun biasa, 80 ribu untuk kualitas semi sutra hingga yang ratusan ribu untuk bahan sutra. Di sini pun kita tak hanya dapat menemukan Sasirangan dalam lembaran kain, namun ada juga yang sudah dalam bentuk pakaian jadi.

 
 
Suasana di dalam salah satu toko batik di Kampung Sasirangan

Nggak terlalu lama sih jalan-jalan saya di Kampung Sasirangan karena masih harus mengejar waktu untuk ke Martapura. Sebenarnya belum terlalu puas juga untuk blusukan di kampung ini. Semoga satu saat nanti ada kesempatan untuk ke Kalsel lagi, dan ke kampung Sasirangan lagi tentunya.
 Anyway saya sebenarnya naksir dengan sebuah baju koko warna putih dengan hiasan bermotif Sasirangan di bagian depan dan pergelangan tangan. Sayangnya nggak ada ukuran pas buat si Papa di rumah :)
 

No comments:

Post a Comment