Saat sedang berjalan-jalan di Pasar Kebun Sayur, Balikpapan beberapa waktu lalu, saya tergelitik untuk mampir ke sebuah toko atau los batik yang ada di salah satu sudut Pasar. Bukan batik khas Kalimantan Timur seperti toko-toko lainnya, melainkan batik yang sekilas sangat mirip dengan motif batik Jumputan.
Dari luar toko, terlihat sebuah papan tergantung bertuliskan: ‘Batik Sasirangan’.
Apa itu batik Sasirangan?
Kain Sasirangan merupakan kain adat Suku Banjar di Kalimantan Selatan. Kain ini awal mulanya dipakai untuk upacara adat dan alat penyembuhan berbagai macam penyakit. Pemakaian kain batik Sasirangan pada waktu itu diantaranya digunakan untuk ikat Kepala atau ‘laung’, selendang, ‘bebat’ (lilitan), 'kekambang' (kerudung), ataupun ‘tapih bumin’ (kain sarung).
Nah, yang membuat kain Sasirangan memiliki kemiripan dengan kain Batik Jumputan dari Jawa adalah dari teknik pembuatannya. Pembuatan batik Sasirangan tidak memerlukan peralatan khusus. Sesuai dengan namanya yang berasal dari kata ‘menyirang’ atau menjelujur, kain Sasirangan dibuat dengan teknik tusuk jelujur. Kain ini kemudian diikat menggunakan benang, tali rafia, karet, atau sejenisnya mengikuti corak-corak tertentu. Tahap selanjutnya kain dicelup ke dalam air hangat yang telah diberi pewarna.
Setelah ikatan dilepas, maka akan timbul motif-motif natural yang umumnya berbentuk titik-titik dalam ukuran besar. Corak ini diperoleh dari teknik ikatan yang menyebabkan tempat-tempat tertentu tidak tertembus oleh penetrasi larutan zat warna.
Ikatan inilah yang dalam batik Jawa disebut dengan Jumputan. Proses pembuatan batik Sasirangan, seperti halnya batik Jumputan, semuanya dikerjakan dengan tangan, atau dengan kata lain dibuat secara manual. Itulah sebabnya keunikan corak dan warna dalam batik jenis ini juga sangat dipengaruhi oleh keterampilan para pembatiknya.
Batik Sasirangan pada umumnya memiliki pola salur-salur memanjang, dengan beragam corak dan warna yang terang. Penggunaan kain Sasirangan terbagi menjadi beberapa macam, ada motif Sasirangan yang diperuntukkan bagi kaum pria atau wanita saja, namun ada pula motif yang dapat digunakan baik oleh pria maupun wanita.
Setidaknya ada belasan macam motif batik Sasirangan yang populer digunakan masyarakat, antara lain Kambang Tampuk Manggis, Ombak Sinapur Karang, Turun Dayang, Kulit Kurikit, Bayam Raja, Kangkung Kaombakan, Kulit Kayu, dan Sari Gading. Motif-motif Sasirangan tersebut saat ini telah diakui pemerintah melalui Dirjen HAKI Dephumkam sebagai upaya untuk melindungi budaya Banjar.
Harga kain Sasirangan bervariasi, mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu per meter sesuai dengan corak, warna dan bahan kain yang digunakan. Ada kain dari bahan katun, mori, polyester hingga sutera.
Tergoda dengan kain khas Provinsi Kalimantan Selatan ini, sebuah kotak berisi kain Sasirangan telah berada di tangan saya, satu kain hasil pilihan dari beragam corak dan warna yang semuanya menarik J.
Halo Mbak Mira, senang mampir ke blog Anda. :) Kalau mau pilih-pilih koleksi batik dari beberapa daerah di Indonesia, silakan like Fan Page FB kami ya mbak di:
ReplyDeleteBeta Nusa - Kain Motif Nusantara
Salam Beta Nusa!
Kainku, Nusantaraku! :)
Ada sasirangan, batik Papua, batik Kal-Tim, dan segera hadir Basurek - Batik Bengkulu. Salam :)
ReplyDeleteHalo Mas Zaki, salam kenal ya.. Malah baru dengar ada batik Basurek - Bengkulu.. Insya Allah nanti saya mampir ke fan page FB-nya :) Makasih ya sudah singgah di blog ini :)
ReplyDelete