It’s been a very long time I guess, tak menulis di blog ini..
Okay, saya barusan nemu sebuah booklet tentang Batik diantara tumpukan buku
di dalam koper. Koper? Yes, koper, maklum masih tugas di site J
Ada satu cerita yang menarik perhatian saya, yaitu tentang pola dan motif
batik.
Ciri khas batik adalah adanya ragam hiasan pada lembar kainnya, yang dibuat
dengan cara ditulis, dicap ataupun gabungan keduanya sedemikian rupa hingga
membentuk satu kesatuan rancang desain atau pola. Secara tradisional, pola dan
motif dikelompokkan berdasarkan gaya dan bentuk.
Berdasarkan bentuk, pola batik terbagi dua kelompok besar, yakni pola
bangun berulang atau pola geometri, dan pola non geometri.
Secara umum, motif yang masuk dalam pola geometri adalah ragam hias yang
mengandung unsur garis dan bangun motif. Seperti garis miring, bujur sangkar,
persegi panjang, belah ketupat, lingkaran, bintang, yang disusun berulang-ulang
hingga membentuk kesatuan pola. Secara garis besar, pola geometri terdiri dari
pola ceplok (ceplokan) dan pola garis miring.
Nah, tulisan ini akan membahas tentang pola Geometri terlebih dulu. Beberapa pola Geometri yaitu:
Ceplok.
Bentuk pola ceplok yang sangat kuno adalah pola kawung. Tak diketahui pasti
siapa kreator motif ini dan sejak kapan pola ini mulai eksis dipakai dalam
membatik.
Yang pasti, pola ceplok ini konon terinspirasi oleh bentuk buah
kawung (buah atap atau buah aren) yang dibelah empat.
Pada dasarnya, ceplok merupakan kategori ragam hias berdasarkan bentuk pengulangan bentuk geometri, seperti segi empat, empat persegi panjang, bulat telur, ataupun bintang.
Ada banyak varian lain dari pola ceplok, seperti ceplok sriwedari
dan ceplok keci. Batik truntum juga masuk dalam kategori ceplok.
Pola kawung ini adalah salah satu pola favorit saya, baik untuk baju atau buat dibatik pas jaman SMP dulu saat pelajaran membatik. Motifnya simple, sederhana, cukup mudah dibuat juga, namun terlihat batik sekali.
Parang.
Parang merupakan motif pola populer dalam kelompok garis miring. Pola atau
desiannya terdiri dari satu atau lebih ragam hias yang tersusun membentuk garis-garis
sejajar dengan sudut kemiringan 45 derajat.
Pada pola parang umumnya terdapat hiasan berbentuk belah ketupat (disebut
juga dengan mlijon) sejajar dengan deret ragam hias utama pola parang.
Ada banyak varian pola parang, misalnya parang barong, parang klitik, ataupun
parang kusumo.
Lereng.
Pola ini masuk ke dalam pola geometri, yang pada dasarnya sama dengan pola
Parang. Bedanya, pada pola Lereng tak ada hiasan mlijon (bentuk belah
ketupat kecil sebagai pemisah baris lereng).
Sebagaimana dalam pola Parang,
Lereng pun memiliki ragam variasi diantaranya lereng krena slimpet, lereng
catur karsa dan lereng patran kangkung.
Itulah sebagian pola geometri dalam motif batik. Pola non-geometri kita bahas
ditulisan selanjutnya ya.. J
Oh ya, tulisan ini saya summary-kan dari booklet ‘Kisah Sehelai
Batik’, bonus Femina Edisi Tahunan 2010. Sementara foto diambil dari beberapa sumber di internet.
motif-motif seperti itu tersimpan rapi di museum Batik Pekalongan 1000 mitif batik
ReplyDelete