Minggu lalu, saat pulang ke rumah saya mendapatkan oleh-oleh berupa 2 kain batik Madura, dari Ibu saya yang baru saja berwisata ke sana. Warnanya yang terang dan bermotif cenderung ramai justru membuat saya langsung jatuh hati saat pertama kali melihat kain batik ini.
Pulau Madura memang tidak hanya identik dengan karapan sapi, garam, jamu, maupun sate semata, tetapi juga tersohor sebagai salah satu daerah penghasil batik. Batik yang dihasilkan dari wilayah yang termasuk Provinsi Jawa Timur ini memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya dengan batik dari daerah lain, khususnya dalam ragam motif dan corak warna.
Batik Madura umumnya memiliki warna-warna yang cenderung berani seperti merah, hijau, kuning, atau biru. Corak warna ini diperoleh dengan menggunakan pewarna alami yang ramah lingkungan sehingga warna yang dihasilkan cukup mencolok, namun inilah yang membuat kain batik Madura semakin menarik untuk dilihat. Bahan alami yang digunakan dalam proses pewarnaan batik Madura diambil dari tumbuh-tumbuhan, diantaranya kayu jambal, kulit buah jelawe ataupun akar mengkudu.
Pengerjaan kain batik Madura pun masih mempertahankan cara-cara tradisional. Kain-kain batik dibuat melalui proses pembatikan dengan tangan, mulai dari tahap perendaman kain mori dalam air bercampur minyak dempel dan abu sisa pembakaran kayu dari tungku, dilanjutkan dengan pencucian, pengkajian, penggambaran pola pada kain, pemakaian malam, pewarnaan, pelorotan (atau dilorot, yaitu untuk menghilangkan malam pada kain batik dengan memasukkan kain ke dalam air mendidih), hingga proses penyikatan dan penjemuran kain.
Selain corak warna yang berani, batik Madura juga memiliki motif yang beragam. Ada motif pucuk tombak, belah ketupat, flora dan fauna, ataupun motif klasik seperti cacerna, sisik Malaya, sisik amparan, dan sekoh. Setiap motif memiliki ceritanya masing-masing. Misalnya, batik tar poteh yang berlatar putih mengandung makna sebagai kesucian seorang perempuan.
Motif maupun warna yang tertuang dalam kain batik Madura, menurut sebuah sumber di internet, sejatinya merupakan refleksi dari karakter masyarakatnya. Batik, telah menjadi sebuah ikon budaya dan bagian tak terpisahkan dari tradisi masyarakat Madura.
Motif maupun warna yang tertuang dalam kain batik Madura, menurut sebuah sumber di internet, sejatinya merupakan refleksi dari karakter masyarakatnya. Batik, telah menjadi sebuah ikon budaya dan bagian tak terpisahkan dari tradisi masyarakat Madura.
Sentra batik Madura sendiri tersebar dari Bangkalan di ujung barat Madura, Pamekasan hingga Sumenep. Namun, jika membicarakan tentang batik Madura, ada satu daerah yang seakan identik dengan batik Madura yaitu Tanjung Bumi yang terletak di Bangkalan Utara. Wilayah ini merupakan penghasil batik Gentongan, yang khas dengan keistimewaan warnanya.
Jika suatu hari nanti Anda berkesempatan datang berkunjung ke sana, jangan lupa menambahkan ‘membeli batik Madura’ dalam daftar things to do Anda, selain menonton karapan sapi tentunya :).
No comments:
Post a Comment