Kapan-kapan mampir sini Mir, di Majalengka juga ada batik loh..
Sms seorang teman kuliah dulu yang merupakan neng
geulis dari Majalengka. Batik Majalengka? Sepertinya pernah dengar sekilas
tentang batik dari Majalengka.
Lalu teringatlah saya akan sebuah buku kecil yang
saya peroleh dari rekan saya di Trijaya FM Bandung dulu, kini bernama Sindo
Radio Bandung, berjudul ‘Buku Saku Batik Jawa Barat Jilid II”. Buku ini hasil
kerja sama Yayasan Batik Jawa Barat dan PT Indonesia Power.
Bentuknya yang kecil membuat buku ini ringan dan
flexible untuk di bawa kemana-mana, dan karena itulah, hampir selalu saya bawa
tiap bertugas di site.
Back to Batik Majalengka, ada 1 halaman bolak
balik di buki ini yang menceritakan sekilas tentang Batik Majalengka.
Kenalan yuk dengan Batik Majalengka J
Jadi menurut buku ini, Majalengka meskipun tidak
dikenal sebagai daerah penghasil batik, namun daerah ini pun ikut terdorong untuk
mengembangkan batik yang menunjukkan ciri atau identitas budaya lokalnya yang
khas.
Salah satu seniman bordir dari Majalengka, Herry
Suhersono, berhasil mengembangkan beberapa motif batik yang mengacu pada
keadaan alam seperti hewan dan tumbuhan, cerita rakyat ataupun legenda yang
hidup di kalangan masyarakat Majalengka. Semua hal itu tertuang dalam motif
batik yang menggambarkan budaya lokal Majalengka, yaitu Simbar Kencana, Nyi
Rambut Kasih, Kota Angin, Gedong Gincu, dan Lauk Ngibing.
Motif Kota Angin bersumber dari julukan
Majalengka sebagai ‘Kota Angin’ karena angin kencang yang selalu berhembus di
kota ini sepanjang tahunnya. Sedangkan motif Gedong Gincu diambil dari
banyaknya pohon mangga gincu yang hampir ditemui di tiap halaman rumah warga
Majalengka. Itulah mengapa Gedong Gincu juga dinamakan menjadi salah motif
batik khas Majalengka.
Motif Kota Angin
|
Motif Simbar Kencana |
Motif batik Lauk Ngibing mengandung arti ikan
menari dalam bahasa Sunda. Motif ini
menunjukkan jika warga Majalengka senang memelihara ikan di balong atau
empang. Sementara Simbar Kencana sendiri merupakan cerita rakyat Kota Majalengka, tepatnya berasal dari
Kecamatan atau dulunya dikenal sebagai kerjaan Talaga. Adapun motif Nyi Rambut Kasih diambil dari nama salah satu tokoh
sejarah Kota Majalengka.
Motif Lauk Ngibing |
Kelima motif batik ciptaan Herry Suhersono telah
mendapatkan perlindungan hak kekayaan intelektual.
Herry Suhersono sendiri sebelumnya pernah diminta
bantuan oleh Pemerintah Kabupaten Majalengka untuk merancang suatu motif batik
yang khas dan mampu menunjukkan identitas Majalengka. Permintaan tersebut
diwujudkan dalam sebuah motif batik yang terdiri dari unsur-unsur lokal yaitu
terdiri dari perpaduan buah maja dan lambang kerajaan Pajajaran dipadu dengan
mahkota Simbang Kencana sebagai lambang dari kerajaan Sindangkasih.
Pemerintah Majalengka pun kini kabarnya semakin
giat menyelenggarakan pelatihan-pelatihan keterampilan membatik bagi
masyarakatnya yang berminat untuk mempelajari dan terjun ke bisnis batik.
Menarik ya ternyata kisah batik dari Majalengka.
Menulis tentang Batik Majalengka membuat saya
jadi pengen banget untuk ke Majalengka. Ada yang mau menjadi guide wisata batik di Majalengka?
Hehe.. Atau ada yang ingin menambahkan info lain tentang batik Majalengka? Sok
atuh, mangga lho, diantos nya.. J
Sumber foto: http://www.majalengkakab.go.id