Monday, March 14, 2011

Kisah CLBK di Balik Batik Truntum

Berawal setelah membaca email seorang teman yang menulis ‘ora ilok’ kalau memberikan batik motif truntum bagi suaminya, penasaran, saya coba browsing tentang motif batik yang memiliki kekhasan berupa bentuk bintang yang saling berhubungan ini.


Menurut cerita, motif truntum dulunya diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana (Permaisuri Sunan Paku Buwana III). Bermakna cinta yang tumbuh kembali, Kanjeng Ratu Kencana menciptakan motif ini sebagai simbol cinta yang tulus, tanpa syarat, abadi, dan semakin lama semakin subur serta berkembang (tumaruntum).

Karena itulah motif ini seringkali dipakai oleh orang tua pengantin pada upacara pernikahan adat Jawa. Penggunaan kain jarit motif truntum oleh orang tua pengantin memiliki harapan agar cinta kasih yang tumaruntum akan senantiasa menghinggapi kedua mempelai. Pemakaian kain truntum oleh orang tua pada pernikahan putra/putrinya dapat juga diartikan dengan makna untuk menuntun kedua mempelai dalam memasuki liku-liku kehidupan baru yaitu hidup berumah tangga.

Selain nilai dan makna motif truntum di atas, versi lain menyebutkan jika motif truntum bisa juga dibilang sebagai simbol dari sebuah cinta yang bersemi kembali. Konon, bentuk bintang-bintang yang menjadi kekhasan motif batik truntum dulunya diciptakan Kanjeng Ratu Kencana saat hatinya sedang bersedih karena merasa tak lagi diperhatikan oleh sang Raja, suaminya.

Di tengah kesendiriannya sang Ratu sering melihat banyak bintang gemerlap di langit saat tengah malam, menemani dirinya yang kesepian. Insipirasi itu kemudian ia tuangkan ke dalam motif batik. Ketekunan Ratu dalam membatik menarik perhatian Raja yang kemudian mulai mendekati Ratu dan memantau perkembangan pembatikan sang Ratu. Lambat laun, kasih sayang Raja terhadap Ratu mulai tumbuh kembali atau kalau dalam bahasa jaman sekarangnya bisa dikatakan sebagai CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali) :D.

Oleh karena itu, motif ini disebut truntum, atau menurut versi lain diambil dari kata tuntum, yang memiliki arti bersatu menjadi satu kesatuan.

Saat sedang browsing tadi, tidak sengaja saya menemukan sebuah kalimat tentang batik trumtum yang sarat makna:

Motif batik Truntum sesungguhnya mengingatkan seorang pria untuk kembali kepada kesetiaan.

Hmm.. Mungkin karena itu teman saya bilang ‘ora ilok’ jika memberikan motif batik truntum bagi suaminya :).

No comments:

Post a Comment