Beberapa hari lalu saya mendapat sebuah buku agenda perusahaan edisi 2010 dari seorang teman. Isi agendanya menarik, tidak hanya berisi lembar informasi pribadi, tapi juga menampilkan beberapa foto human interest dari berbagai wilayah di Indonesia.
Diantaranya ada foto pasar terapung di Banjamasin, pasar tradisional di lereng Gunung Merbabu di Salatiga dan foto ibu-ibu yang sedang bersepeda di Brebes. Tapi saya tidak ingin membahas tentang fotografi, itu bukanlah keahlian saya (eh satu hari nanti mungkin saya akan menulis tentang keindahan seni fotografi, bisa jadi, tapi tidak sekarang :D)
Ada satu bagian lain dalam agenda itu yang menarik perhatian saya untuk ditulis di sini, yaitu tentang Batik. Secara singkat, buku ini memberikan informasi tentang keunikan motif-motif batik yang khas dari beberapa daerah, seperti:
· Kekhasan Batik Pagi Sore
Jaman penjajahan Jepang juga membawa pengaruh pada seni batik. Langkanya kain memaksa pembatik, khususnya di Pekalongan pada era itu, menggabungan dua motif yang bertemu di tengah secara diagonal pada selembar kain. Sehingga satu kain batik dapat dikenakan pada dua saat yang berbeda, misalnya pada pagi dan sore hari.
· Estetika Batik Yogya
Di Jogja berkembang luas motif-motif binatang atau benda yang direka ulang ke dalam bentuk yang lebih artistik. Motif bunga kipas adalah salah satu contohnya.
· Keindahan Batik Encim Pekalongan
Kain sarung Batik Pekalongan ini begitu khas dengan motif buketan bunga berwarna cerah, dan umum dikenakan oleh para encim, dipadukan dengan kebaya berenda. Batik Encim juga memiliki bagian kepala dan badan, bagian kepala selalu dikenakan di depan tanpa menggunakan wiru.
· Batik Pesisir Utara Jawa
Motif bunga dengan latar belakang sulur-sulur yang kompleks adalah salah satu ciri batik pesisir utara Jawa. Biasanya pada batik motif ini, tulang daun dan kelopak bunga dibentuk oleh gradasi titik-titik kecil dengan efek gelap terang.
· Sentuhan Oriental pada Batik
Motif bunga Peoni kerap menjadi ornamen pada batik Pekalongan dan Cirebon. Warna terang serta motif mitologis memperkuat pengaruh budaya Cina pada batik pesisiran.
Mencantumkan informasi tentang Batik di buku agenda saya pikir sebuah langkah yang tepat untuk menyebarluaskan kekayaan seni dan budaya Batik itu sendiri. Secara sukarela, orang yang mendapatkan agenda ini akan membaca informasi tentang batik yang tertulis dalam buku, yang pada akhirnya akan memberikan pengetahuan baru bagi orang yang membacanya.
Coba ya semua buku agenda ada nuansa budayanya kayak gini, asyik juga buat baca-baca (hihi, ngarep :p)
No comments:
Post a Comment